Sabtu, 25 Juni 2011

Thai Trip (1) : Phuket Fun!

Hmmm..saya kembali nge-blog...

Saya kembali bersemangat menulis, semoga bisa konsisten kali ini. Sekedar tahu, nafsu menulis saya memang timbul tenggelam setelah tak menjadi jurnalis formal lagi. Dulu ya satu hari lima tulisan perkara yang enteng, *ya iya lah kan emang kaga digaji kalau nggak nulis..hehe. Kalau sekarang, boro-boro sehari satu tulisan, sebulan sekali nulis di Kabare Bralink (Tabloid kebanggaan warga purbalingga..hehe) saja saya kadang-kadang telat tenggat.

Nah, sekarang ada momen baru. Saya dan teman teman seperjalanan travelling ke Phuket kemarin sedang bersemangat menulis. Momentum seperti ini sepertinya sayang untuk disia-siakan. Mari kita kembali menulis...

Dan...untuk awal postingan blog ini saya ambil dari notes di akun fesbuk dulu...

Ok... ini cerita perjalanan gue di Thailand, Negeri Gajah Putih, negara yang tak pernah dijajah, wilayah yang dulu masyhur disebut Kerajaan Siam, daerah yang gue kenal lewat film Ong Bak dan Jandara...hehe :-)
Thailand, Phuket, dan khususnya Phi Phi Island sudah sejak lama ada dalam rencana backpack-er gw. 'The Beach' film yang dibintangi Leonardo di Caprio mengambil setting di pulau eksotis itu sumber inspirasinya. Dan Phi Phi pun jadi seringkali mampir di angan gw. "suatu saat gw akan kesana." kata setan travelling di otak berbisik.

Dan, pucuk di cinta ulam tiba, tawaran tiket promo dari Air Asia terpampang di timeline twitter-ku. Phuket (HKT) ada dalam daftar promo. So,langsung saja gue booking minjem credit card temen. Meskipun masih terbang 7 bulan lagi tak apa lah, toh harus nabung dulu..hihi. Satu, dua teman menyambut...dekat-dekat berangkat, dua orang teman ikut bergabung.  Jadilah kita berlima, Gue, Agha Si PR Handal, Birong Sang Jurnalis, Tria Pengusaha nan Seksi dan Ana Sekertaris Baik Hati, berangkaattt....

Notes : Perjalanan ke Phuket sekarang dapat dicapai dengan penerbangan langsung ke Phuket dari Cengkareng dan Denpasar yang ada setiap hari. Kalau dari Jakarta, penerbangan sore, sampai di Bandara Internasional Phuket sekitar setengah 8 malam setelah terbang kurang lebih 3 jam.

Sampai di Phuket, aura travelling memang sangat kental. Wisatawan bule berdandan santai, tampang-tampang berwajah asia timur dan timur tengah mendominasi bandara.  Beda dengan Soetta atau LCCT KL, bandara Phuket lebih tenang, bersih, terus nggak ribet ngurus imigrasinya. Di tempat nunggu boarding pun banyak toko-toko yang bisa di liat. Selesai urusan imigrasi, peta Phuket dan informasi wisata yang tersedia gratis langsung gue ambil satu-satu. Eh, ada juga simcard gratis. Banyak banget tawaran dari biro perjalanan wisata, meski mereka ramah, tapi harga paket tour yang mereka tawarkan diatas harga yang sudah ada dalam list kita. Jadilah, langsung ngejar kendaraan saja buat menuju hostel tempat kita menginap.

Notes : pilihan moda transportasi ke dari bandara beragam. Kalau masih siang bisa pakai bus yang sampai ke Terminal Phuket. Ke tujuan, bisa nyambung pakai shong teaw atau tuk-tuk, itu Lebih murah kalau bisa nawar. Kalau mau lebih nyaman bisa pakai taxi, atau mobil van sewaan yang banyak tersedia di bandara. Karena kita tiba sudah malam, mobil van sewaan menjadi pilihan kami. Per orang ongkosnya 180 bath (1 bath = Rp 300). Gak terlalu mahal lah untuk perjalanan selama kurang lebih 1 jam menuju hostel kami yang ada di kawasan Karon Beach.

Kami memilih karon Beach hasil rekomendasi temen yang udah pernah kesana. Karon berada di antara Patong (pusat keramaian di Phuket) dan pelabuhan ke Phi-Phi Island. So, tengah-tengah, kemana-mana dekat dan tempatnya lebih murah (makanan dan hotel) serta tak terlalu hiruk pikuk. Dan ternyata rekomendasi  temen gw tak salah, Pinneaple Guest House, tempat yang kami pilih lokasinya cukup  strategis dan murah meriah. Mau Sevel deket, nyewa mobil, motor ada di sekitarnya, makan pinggir jalan atau resto ada disekitar Pineapple.

Dengan fasilitas yg cukup lengkap, ada AC, wifi, air panas, kamar mandi dalam, TV kabel, bersih plus pelayanan yang ramah, per malam kami hanya membayar 200 bath atau Rp 60 ribu per orang. Recomended dah, yang punya bule Ausie namanya Steve. Dia yang ngelola sendiri sama istrinya yang asli Thailand.  Kalau mau yang lebih murah Pinneaple juga menyediakan dorm, cuma sekitar Rp 36 rebu per malam tapi pakai kipas angin doang, ranjangnya tingkat kayak asrama dan gak ada tipi. Kalau mau lama-lama disana si saya sarankan nginep di dorm aja, lagian travelling banyak aktivitas luar kan?

Lapar mendera, dan jajanan pinggir jalan khas Thailand menjadi menu makan malam yang tidak mengecewakan. Satai Seafood (cumi, gurita, udang) dan ayam goreng khas Thailand plus dua kepal nasi ketan dimakan dengan sambel yang rasanya pedes manis cukup membuat perut tak lagi dangdutan.
Notes : Hati-hati bagi yang tak makan daging babi, pastikan mendu yang ada pesan bukan 'pork'. Meski warga Phuket sebagian Muslim (katanya sekitar 20 persen), restoran yang khusus ada label halal jarang sekali ditemukan..

So, perut sudah kenyang!Saatnya tidur… Menyimpan tenaga untuk memmulai petualangan esok hari...

And The Beach, this is it...

Karon Beach.  Ini pantai pertama  yang kami kunjungi. Terang aja orang paling dekat dengan hostel kami. Cukup berjalan 5 menit udah sampai. Pantainya cukup bersih, indah, pasirnya putih dan tidak terlalu ramai. "Kayak di dreamland (Bali)," kata temen gue. Aktivitas yang bisa dilakukan disini ya liat-liat pemandangan, liat bule berjemur, surfing, main pasir, berenang dan tentu saja FOTO-FOTO. Cheers... Dan gue tentu saja kagak tahan untuk gak nyebur. Nyewa papan surfing2an 100 bath per jam lumayan lah buat sarana bercengkerama dengan ombak.

Patong Beach. Nah, ini dia nih Kutanya, Phuket. Disini pantainya ramai banget. Wahana permainan-nya banyak dan beragam aktivitas yang bisa dilakukan. Mau main, tinggal pilih, parasailing, banana boat, jet ski dan lainya. Mau berjemur monggo, mau bikin tatto banyak seniman lukis tubuh menawarkan jasanya, mau pijet juga ada, mau pamer body (kalo body lu keren) sok wae, mau tidur-tiduran doang yo monggo kerso.
Phromteap Cape. Disini adalah pointview terbaik di Phuket untuk meyaksikan matahari jelang tenggelam. Terletak di daerah Rawai Beach, promteap memang disetting khusus untuk melihat indahnya sang surya yang hendak tidur. Tempatnya dibuat nyaman. Diatas bukit untuk melihat sunset ada lapangan cukup luas, ada tempat duduk memanjang, ada juga taman2 berisi patung-patung gajah dari ukuran segede anak ayam sampai yang sebesar mobil offroad, puncaknya ada bangunan cantik semacam mercusuar. Jagung bakar, cocok untuk menemani melihat momen romatis itu.

Selain itu, di Phuket masih banyak pantai yang bisa dijelajahi seperti Kata Beach, Kata Noi Beach, Rawai Beach dan lainya. Sayang waktu kami terlalu singkat untuk mengunjungi semuanya.

Selain pantai, banyak spot lainnya yang bisa dikunjungi di Phuket. Ini beberapa diantaranya :

The Big Buddha.
Patung Budha Raksasa, ini salah satu destinasi menarik yang ada di Phuket. Lokasinya di atas bukit tertinggi di Phuket. Untuk sampai kesini karena berlima, kami memilih memakai mobil sewaan seharga 1600 bath plus supir untuk one day tour. Tak terlalu mahal lah karena mobil yang kami pakai ternyata Alphard terbaru dan sopirnya juga sekaligus menjadi guide yang baik. Waah, naik Alphard...hehe. *kampungan mode on.
The Big Budha adalah patung Buddha raksasa yang dibangun dari donasi warga dan wisatawan yang berkunjung ke Phuket. Meski sudah dibangun kurang lebih 10 tahun tempat tersebut belum rampung. Selain patung Buddha raksasa (ah, berapa yah tingginya, mungkin sekitar 30 meter ada kali yah) ada beberapa patung lain yang besar, ada juga yang seukuran manusia biasa.  Posenya macem-macem, ada yang lagi senyum, lagi bersila dan pose yang menurut gw menarik ‘The Sleeping Buddha’.

Masuk ke Big Budha tidak dipungut bayaran, hanya disediakan box sumbangan sukarela. Buat cewe, kalau pakainya terlalu terbuka petugas akan meminjamkan kain untuk menutupinya sebelum memasuki areal Big Buddha. Eh, kalau mau jadi donatur bisa beli kepingan marmer seharga 100 atau 300 bath, tergantung ukuran. Tulis nama dan harapanmu disitu. Marmer itu nantinya akan menjadi salah satu bahan untuk membangun areal monumen Big Buddha itu.

Oh ya, ada kegiatan menarik disitu : membunyikan instrumen musik serupa gong tapi caranya bukan dengan memukul tapi dengan mengelus-elusnya secara berulang-ulang sampai berbunyi mendengung keras. Saya mencoba sampai tangan pegel tapi dengungan itu tak kunjung terdengar. Mungkin harus ada doa dan cara-cara tertentu untuk membunyikannya. Soalnya orang-orang lokal bisa, kok saya ga bisa ya..hehe.
Dari Big Buddha kita bisa melihat pantai dan Kota Phuket dari ketinggian. Nilai tambah lah dari tempat tersebut.

Tak jauh dari Big Buddha kita banyak aktivitas menarik yang layak di coba. Yang agak menantang bisa mencoba mobil ATV melalui jalan-jalan menanjak dan menantang, lain bisa mencoba Mountain Bike atau Elephant Trekking. Ah, karena di Thailand kita coba yang khas sana saja, kenalan sama Gajah, ngasih makan gajah, poto-poto bareng gajah dan jalan2 naik gajah menembus hutan. Eh, gajahnya namanya keren-keren lho, salah satunya Si Jantan Gagah nan baik hati bernama Jack Sparrow.

Chalong Temple.
Ini adalah kawasan tempat beribadah umat buddha yang kata Chai, supir kami, adalah yang terbesar di Phuket. Tempatnya cukup luas yang terdiri dari beberapa bangunan yang indah. Ada 3 candi yang bisa dimasuki bebas oleh pengunjung. Lumayan menarik lah, arsitekturnya cukup menawan dan khas banget Thailand. Di dalam candi ya patung-patung Buddha dengan berbagai posisi. Kalau mau ikut2an beribadah bisa beli hio dan bunga teratai kuncup sebagai sarananya. Oh, ya ada juga pertunjukan mercon yang dinyalakan dengan interval waktu tertentu.

Phutai Souvenir Shop.
Ini adalah pusat penjualan souvenir di Phuket. Mungkin macam Joger di Kuta atau Mirota di Jogja. Souvenir disini lumayan bagus, harganya tidak terlalu mahal dan sudah harga pas. Cocok untuk yang ga mau ribet-ribet tawar menawar. Ah, saya travelling bukan belanja jd cukup beli postcard dan gantungan kunci saja secukupnya..hehe. Kata Chai, sebenarnya ada pasar rakyat dan night market yang harganya murah-murah tapi hanya buka di hari sabtu dan minggu. Harga souvenir dijalan-jalan Patong atau karon Beach juga sebenarnya lebih murah asal bisa tarik urat dengan penjualnya. Soalnya, harga yang ditawarkan penjual pinggir pantai biasanya memang gila-gilaan.

Snake Show.
Ini salah satu pertunjukan yang bisa dilihat di  Phuket. Jualanya ya aksi pawang bercengkerama dengan ular berbagai jenis. Mulai ular kecil sampai besar, Sanca sampai King Kobra. Hmmh, Gue agak geli nonton ini, kalau tarian ular dan yang nari cewe seksi boleh lah, tapi karena cuma laki-laki bermain ular sayang ah ngeluarin 400 bath..hehe. Saya memilih untuk menunggu teman yang nonton saja sambil ngobrol.
Kegiatan lainya yang bisa di coba di areal deket snake show adalah monkey show, tembak-tembakan di Shooting Range, gokart dan lainnya. Di Phuket ada juga kebun binatang, museum, atraksi memasak, kebun buah dan tempat menarik lainnya tapi ya waktu kami terbatas. Lagian hal itu biasa banget, jadi kami memilih untuk melewatkanya saja lah.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar