Sabtu, 25 Juni 2011

Phuket Phun Day 1 and Day 2

Dari tahun lalu desktop background komputer di kantorku adalah gunung atau taman atau pantai.. Semua yang berbau – bau liburan.. Karena dengan jam kerja yang cukup panjaaaang dan lain – lain, aku perlu sesuatu yang bisa menyegarkan pikiranku walau hanya sekejap sajaaah. Awal 2011 datanglah kesempatan untuk liburan dari Igun, awalnya aku ragu, karena pasti harus cuti lama. Tapi karena setiap pori – pori tubuhku sudah berteriak, “Tidaaaaaaaaak, kami butuh liburaaaaaan”. Akhirnya aku ikut serta liburan ke Phuket, Thailand bersama 4 orang lain, Ia, Birong, Agha dan Igun. Yaaaaaaay!

5 Juni 2011, kami berangkat dari Jakarta, kecuali Ia yang berangkat dari Denpasar karena dia tinggal di Bali.  Sampai di Bandara Phuket, belum ada terasa hawa – hawa luar negri karena aku merasa seperti landing di Bandara Ngurah Rai, Bali, hanya bandara Phuket bersih niaaan.. Kami akhirnya naik taxi van menuju ke Pineapple Guest House di Karon Beach, semobil dengan segerombolan turis wanita dari Indonesia, salah satunya tinggal di Ciputat *tetanggaaaa!!* yang bisa disebut “Rempong Girls”, masalahnya, sudah hampir jam 9 malam dan kami semua belum makan, tapi Rempong Girls itu masih bingung minta muter – muter mau menginap dimana.. Akhirnya setelah debat kusir sebentar, supir mengantar kami dulu baru mengantar mereka mencari penginapan. Hiks..

Aku baru berasa di luar negeri saat perjalanan menuju Pineapple, karena walaupun fisik orang Thai mirip – mirip orang Indonesia, arsitektur bangunan disana sangat khas, dan lebih bersih dari Indonesia. Sampai di penginapan dan setelah bersih – bersih kami makan malam di pedagang gerobang depan Pineapple. Ada sate sosis, babi (favoritnya Birong), sapi, ayam dll dengan nasi ketan dan saus encer dan manis.. Enaaaaaaak! Ada juga Seven Eleven, minimarket mirip Alfamart di Jakarta, hanya saja setiap beli kami harus mengkonversikan Bhat ke Rupiah untuk tahu barang itu mahal atau tidak, makluuum, Backpacker.. Tapi beneeeer, semua lebih murah dari Jakartaaaa!!!


6 Juni 2011, kami bangun pagi dan bergegas ke Karon Beach yang dekat sekali dengan Pineapple. Di sisi – sisi jalan, banyak toko, restoran, tempat massage, penjahit (!!!) yang sebagian tutup karena kami datang saat low season, menurut warga setempat saat high season semua toko buka dan lebih ramai, dan kami bersyukuuur karena bisa foto – foto dan cekikikan di tengah jalan karena jalanan sepiiiii.. Hihihi.. Karon beach indah dan matahari tak terlalu terik, kami foto – foto (seperti biasa), ada yang surfing,  berenang.. Oia, kelapa mudanya enaaaak banget.. Dagingnya tebeeel dan kulit kelapanya sudah dikupas dan disimpan di lemari es, jadi tanpa es batu kelapa muda itu sudah dingiin.. Harganya 40 Bhat aka Rp 12.000. Mursidaaaa alias muraaah kaaan..

Dari Karon kami pindah ke daerah Pathong, naik tuk – tuk yang mirip angkot di Jakarta, hanya lebih terbukaaa.. Pathong mirip – mirip daerah Kuta kalau di Bali, banyak toko kecil, jual souvenir dan restoran. Pantai Pathong lebih ramai dari Karon, berbeda dengan Karon yang berombak besar dan banyak bendera merah disana sini tanda dilarang berenang, Pantai Pathong lebih tenang tetapi banyak aktivitas olahraga pantainya, jetski, banana boat dan parasailing. Ia dan Agha naik parasailing, Birong sleeping beauty, Igun foto – foto dan aku tidur – tiduran sambil tato.. Instruktur parasailingnya bermata indah (suit2) orang asli Thai namanya Rong.. Dia dengan cepat akrab dengan kami, dan istrinya ternyata orang Jepang, alasan utamanya karena namanya mirip sama Birong.. ^_^

Bosan di pantai kami jalan ke arah Bangla Road.. Menjelang sore aktivitas malam disana mulai padat, jalan mulai ditutup di dua sisi. Klub – klub mulai memasang lagu lebih keras dari siang dan lampu – lampu mulai nyala terang benderang.. Pemandangan Bangla Road lebih indah dinikmati saat malam dibanding siang. Seperti cerita Rong, hiburan malam yang paling menarik disana adalah Ago-go Girl show, dan benar saja, sepanjang jalan banyak calo (entah apa namanya) yang menawarkan show tersebut, karena penasaran kami mulai tanya – tanya berapa tarifnya, akhirnya setelah negosiasi, kami diberi tarif 500 Bhat per orang. Kami memutuskan untuk nonton Box office movies dulu sebelum ke Agogo, karena masih sore. Dan nontonlah kami, waaaaaaa! Bioskopnya baguuuus.. Muraaaah (80 – 120 Bhat).. Cup popcornnya lebih gede dari pahakuuuu.. Fantastic! Futuristic! Deh pokoknya.. Hehe.. Tapi walaupun modern banget, sebelum film dimulai, lagu kebangsaan Thailand dipedengarkan dan film tentang Raja Thailand diputar, semua penonton berdiri.. Saluuuut banget!!

Jreng – jreng.. Selesai nonton Fast & Furious, kami bergegas ke tempat Agogo Girl show itu.. *deg2an*.. Dan masuklah kami.. Disana kebanyakan escort girl-nya just wearing bikinis.. Some striptease dancer, some girl doing something with their vagigi (meminjam istilahnya Oprah untuk Vagina).. Smoking, shooting baloon or ping ponging with their vagigi.. Kinda interesting.. Tapi aku sedih juga.. How girl and women are exploited in that show.. Perempuan – perempuan itu bener – bener dieksploitasi untuk kesenangan orang lain.. It must be hurt to do such that show.. Tapi life is choice, dan itu pilihan hidup mereka. Dan show2 itu tidak akan seterkenal sekarang kalau demand-nya gak banyaaak..

After watching the show, kami menikmati Bangla Road at late midnite.. Ruamue buanguet.. Wanita atau waria atau waria yang berbentuk purely kayak wanita berjejer di jalan dan menjajakan diri. Ada waria yang berdandan heboh dan ready untuk kita ajak foto. Cara mereka ajak kita foto bener – bener pinter, pertama – tama dengan sangat ramahnya mereka ajak kita ngobrol lalu setelah kita nyaman, mereka akan tanya “Do you want to take picture with us” dan fotolah kita, tapi abis itu kita harus bayar 100Bhat.. Hihi.. Tak apalah, hasil fotonya bagus soalnya..

First and second day dilalui dengan sangaaaat menyenangkan.. Third ke Sixth day lebih menyenangkan lagiii..
(To be continued) -Ana-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar