Minggu, 07 Agustus 2011

Perjuangan ke Padang - Padang

Matahari pagi menyinari jendela kamar kostku di daerah Denpasar. Kamar kost ini aku sewa selama 7 hari saja, selama aku dan kakakku berlibur di Bali. Adalah Ia, sahabatku sejak kuliah yang tinggal di Bali, telah berbaik hati menjadi guide aku dan kakakku selama kami berada di Bali. Hari ini, Ia mengajak kami untuk pergi ke Pantai Padang – Padang. Aku tak pernah mendengar nama pantai itu, selama ini aku hanya tahu Pantai Kuta atau Sanur. Ada yang bilang pantai ini sangat indah tetapi belum banyak orang yang tahu.
Pukul 11.00wib aku dan kakakku menjemput Ia dengan menggunakan 2 motor. Kami bergegas makan siang dan hidangan hari ini adalah sate ikan khas Bali serta sambal matah-nya yang terkenal. Aku suka sekali dengan sambal ini, terdiri dari irisan bawang dan cabai tetapi rasa dan aroma bawangnya tidak menusuk sehingga segar sekaligus pedas ketika melewati tenggorokan.


Menjelang tengah hari, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Padang – Padang bersama 2 orang teman Ia yang juga tinggal di Bali. Mulailah petualangan kami berlima dengan 3 motor sewaan menuju Pantai Padang – Padang.

Kami menyusuri jalan Bypass di Denpasar ke arah Nusa Dua, terus ke arah Bandara Ngurah Rai dan Universitas Udhayana. Perjalanan kami sama sekali tidak membosankan karena pemandangan kanan kiri sangatlah indah. Terutama saat kami melewati kawasan Garuda Wishnu Kencana (GWK). Kiri kanan kami adalah pantai yang indah terus menuju daerah terpencil sampai melewati pantai Dreamland yang terkenal itu.
Kami terus menyusuri jalan yang berkelok – kelok, jurang dan rumah penduduk yang cukup jarang. Karena takut kehabisan bahan bakar mengingat perjalanan yang panjang, kami sempat mengisi bensin di rumah penduduk yang menjual bensin. Sesekali kami bertemu dengan mobil yang berisi sebagian besar wisatawan asing yang sudah siap dengan papan surfing mereka.

Teman Ia bilang, Pantai Padang – Padang itu dekat dengan penginapan Thomas Homestay, sehingga ketika kami tersasar, kami tinggal tanya pada penduduk sekitar dimanakah Thomas Homestay itu. Setelah lebih dari satu jam menyusuri jalan terpencil, berkelok namun indah itu, akhirnya kami bisa melihat Pantai Padang – Padang dari kejauhan. Pantai ini bukan hanya indah, tapi luar biasa menakjubkan!!! Mungkin karena butuh perjuangan dan tempatnya yang terpencil, tidak banyak orang yang tahu dengan pantai ini. Tapi itu merupakan suatu keuntungan karena pantai ini alami dan tidak penuh sesak seperti Pantai Kuta.

Jalan menuju pantai ini adalah jalan dengan gua batu hitam memayungi dan memagari kanan kiri kita. Hawa magis alam yang luar biasa mulai terasa saat kami memasuki gua batu itu. Motor harus diparkir di atas karena  jalan gua batu ini sempit. Kami mulai berlari – lari kecil saat keluar dari gua batu dan melihat pemandangan pantai dengan tebing – tebing batu yang sangat tinggi dan indah.

Ombak hari itu cukup tinggi dan cuaca agak mendung sehingga sedikit orang yang berani untuk surfing di pantai hari itu. Cuaca yang tidak panas cukup mendukung karena kami cukup lelah naik motor beberapa jam.
Ada beberapa wisatawan yang berjemur di pinggir pantai, yang lain ada yang berenang atau berlarian di pinggir pantai. Sayang, di tempat ini tidak ada toilet khusus untuk berganti baju renang, beruntung kami sudah memakai baju renang di bawah baju kami.

Kami berjalan terus ke kanan dan menemukan bebatuan karang yang cukup besar, kami lalu menyusuri batu karang hitam tersebut dan ternyata di balik batu karang tersebut terdapat pantai lagi, tidak ada orang disana dan jadilah kami menguasai pantai itu sendiri.

Sayang, kami hanya bisa menikmati pantai ini tidak lebih dari 4 jam karena hujan mulai turun rintik – rintik dan terus menjadi deras. Tas dan pakaian kami basah semua. Kami lalu berteduh di tempat yang menyerupai pendopo. Dari pendopo yang berada di atas pantai tersebut, kami bisa menikmati keindahan Pantai dengan lebih jelas. Hujan yang membawa berkat memang.

Setelah selesai berteduh, kami kembali ke tempat parkir motor. Di sana banyak terdapat penduduk yang menjual makanan seperti sate atau kue – kue basah lain. Kami mengisi perut sebentar, sebagai persiapan untuk kembali ke Denpasar kembali.

Fotoku di Pantai Padang – Padang tersebut sempat menjadi profile picture di Friendster (yang saat itu masih booming) dan Facebook-ku. Aku ingin memamerkan keindahan Padang – Padang kepada semua orang. Dan yang lebih membuatku histeris adalah ketika aku menonton film “Eat, Pray, Love” yang diperankan Julia Roberts, salah satu adegan dilakukan di Pantai Padang – Padang tersebut. Ternyata setelah hampir 2 tahun lalu aku kesana, Pantai ini sudah menjadi lebih terkenal.

Semoga saja dengan semakin terkenalnya pantai ini, pantai ini akan tetap alami seperti pertama kali aku kesana dan melihatnya. Sangat indah dan alami, bersih dan belum banyak tersentuh oleh manusia.

(Ana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar